jurnalmadura.com, Jakarta – Laboratorium Suara Indonesia (LSI), mengelar jajak pendapat terhadap 2.150 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah berusia 17 tahun keatas di 34 Provinsi. Dengan tujuan untuk mengetahui Dinamika Kehidupan Masyarakat pasca pencabutan kebijakan PPKM dan Preferensi Publik terhadap pilihan Politik jelang Pemilu 20
Direktur Eksekutive LSI Albertus Dino mengatakan, survei mengunakan metode multistage random sampling secara proposional, mengunakan alat bantu kuisioner berupa daftar pertanyaan yang akan ditanyakan pada 2.150 responden.
“Jajak pendapat dilakukan dengan metode wawancara tatap muka, sedangkan sampel ditentukan secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Dengan menggunakan metode ini, hasil survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error kurang lebih 2,11 persen. Pelaksanan jajak pendapat dimulai sejak tanggal 8 sd 22 Februari 2023,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/2/2023).
Albertus menjelaskan, hasil jajak pendapat kepada 2.150 responden, menunjukkan 73,9 persen publik puas terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin 69,3 persen.
“Lalu penilaian 2150 responden dalam jajak pendapat terhadap sektor bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial, didapati indikator kepuasan masyarakat yang berada di atas 50 persen. Indikator itu meliputi bantuan modal petani dan nelayan (66,7 persen), penyediaan lapangan pekerjaan dan usaha pasca covid 67,2 persen, pengendalian harga harga barang dan jasa 62,1persen), dan serta mengatasi kemiskinan 60,1 persen,” jelas Albertus.
Selain itu, dalam jajak pendapat ini juga mengambarkan tingkat kepuasan berapa sektor semua berada diatas 50 persen. Dimana terhadap penanganan politik dan keamanan 69,9 persen, kemudian terhadap programbkesejahteraan sosial 70,3 persen, penegakan hukum 60,7 persen.
Berdasarkan hasil survei, dari 2.150 responden sebanyak 88,9 persen. Responden berharap presiden pada 2024 memiliki kemampuan membuat perubahan, terutama saat situasi kritis dan membuat kebijakan yang inovatif, seperti pada saat adanya pandemik covid 19 yang berpengaruh terhadap perekonomian.
Kemudian yang ingin presiden dengan kemampuan kolaborasi dengan dunia usaha, serta perencanaan dan eksekusi kebijakan, masing-masing sebesar 67,9 persen dan 65,7 persen.
“Menurut hasil survei ini, bursa capres masih didominasi oleh tiga nama yakni Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo,”tuturnya.
Airlangga Hartarto menempati urutan pertama dalam tingkat elektoral tokoh tokoh kandidat capres. Tingkat elektoral Ketua Umum Golkar, itu sebesar 22,7 persen. Urutan kedua ada Prabowo Subianto yang mencatatkan tingkat elektoral nya sebesar 19,4 persen. Disusul Ganjar Pranowo yang belum ada kepastian memiliki tiket untuk maju di pilpres atau akan ada tanda tanda akan diusung PDIP Perjuangan berada urutan ketiga dengan tingkat elektoral sebesar 10,6 persen.
Menanggapi survei LSI, Direktur Eksekutif Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto mengatakan bahwa unggulnya Airlangga Hartarto dalam survei LSI sebagai capres pilihan masyarakat, karena adanya bukti kerja nyata yang telah dilakukan Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian dalam mengatasi perekonomian Indonesia.
“Unggulnya Hartarto sebagai capres 2024, karena adanya bukti kerjanya nyata dalam mengatasi perekonomian pada saat Covid-19, “kata Bambang.
Selain itu, Bambang menilai bahwa masyarakat telah merasakan terhadap program prakerja, bantuan umkm dan pelatihan digital teknologi yang dibuat pemerintah. Bambang juga menyebutkan bahwa naiknya elektabilitas Partai Golkar, karena adanya peran Airlangga sebagai ketua umum partai Golkar yang telah membawa perubahan yang cukup baik.
“Naiknya elektabilitas partai Golkar, karena peran Airlangga sebagai ketua umum dan telah membawa perubahan yang sangat baik, ” ucapnya.
Dia melihat bahwa alasan masyarakat memilih Airlangga sebagai presiden 2024, karena Ketua Umum Golkar itu telah menyakini masyarakat dalam perekonomian yang saat ini telah membaik.
“Alasan lain Ketum Golkar karena telah menyakini masyarakat dalam perekonomian yang telah membaik saat ini,” pungkasnya (Redaksi)