BANGKALAN – PDAM Bangkalan, sebagai saru-satunya penyedia air bersih kembali dikeluhkan oleh masyarakat pasalnya, meskipun tarif naik, pelayanan air bersih tidak kunjung ditingkatkan, malah PDAM seringkali mematikan saluran air dan sebagian air yang mengucur berwarna kecoklatan. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan, dengan anggaran sebesar 17,5 milyar rupiah yang diberikan pemerintah untuk memperbaiki kualitas air bersih harusnya PDAM memperbaiki kualitas air.
Menurut Rizkiyanti Anugrah (25) selaku pelanggan PDAM mengaku kecewa dengan pelayanan PDAM yang seringkali mematikan aliran air ke sejumblah pelanggan.
“Saya kalau mau pakai pagi hingga siang itu banyak sekali gangguannya, kadang mati nanti hidup kecil sekali airnya yang mengucur tapi tarifnya sama saja, begini kan mengganggu pekerjaan rumah saya” ujarnya, Jumat (10/01/2020).
Hal senadapun diungkapkan oleh Aisah (63) warga kampung lebak ini mengeluhkan warna air yang keluar berwarna kecoklatan, sehingga dirinya perlu membeli air untuk memasak.
“Airnya itu warnanya keruh, kecokelatan jadi saya takut kotor kalau digunakan untuk memasak. Akhirnya harus beli air lagi dan keluar biaya lagi” kata perempuan parubaya itu.
Menurutnya, tarif yang ia keluarkan untuk PDAM setiap bulannya tidak sama dengan kwalitas air yang diberikan.
“Tarif naik namun air tidak kunjung baik, saya harap besok air kembali jernih agar saya tidak perlu membeli air lagi” akunya.
Bambang selaku kepala bidang (kabid) administrasi dan keuangan PDAM Bangkalan menjelaskan bahwa air keruh yang diakibatkan karena kadar kekeruhan air sungai.
“Itu hanya dua hari terakhir, jika lebih berarti bukan progresnya. Jika siang bisa kita antisipasi namun kalau malam kita belum bisa, kita juga harus mengecek kadar kekeruhan air sungai yang masuk dan mengakibatkan air keruh” paparnya.
Mengenai solusi perbaikan air agar menjadi lebih jernih kembali bambang mengaku kini tekhnisinya hanya mewaspadai dengan mengandalkan alarm notifikasi.
“Tekhnisi kami sudah mengarah pada alarm notifikasi, jadi saat ini bagian filterisasi bekerja dengan konsentrasi yang terukur, namun jika lebih maka air kotor tersebut lolos, kami mewaspadai dengan adanya alamar notifikasi agar tidak telat memfilter air dan mengetahui kadar air sedini mungkin” jelasnya.
Sementara itu, kabar mengenai kucuran dana sebesar 17,5 milyar yang diberikan pemerintah pada PDAM Bangkalan memang benar adanya, namun masih dalam persetujuan belum ada tindakan dan masih belum berdampak untuk air yang sering mati atau warnanya yang keruh.
“Mengenai anggaran yang diberikan pemerintah itu masih belum ada hanya disetujui saja dan itu tidak berbentuk dana namun malah berbentuk kegiatan. Dimana salah satunya adalah optimalisasi instalasi pengelolaan air tangkel yakni pompa, pipa, dan sambungan rumah yang kami harapkan seluruh sistemnya akan lebih baik namun pihak kita masih menunggu keputusan dengan kata lain kita hanya sebagai pengusul, yang kerja tetap pusat” pungkasnya.
Reporter: Fara
Editor: Mahallil