SUMENEP – Petugas Rumah Tahanan (Rutan) kelas II B Kabupaten Sumenep mengakui kesulitan menangkap narapidana yang berhasil kabur pada tanggal 29 September 2019 yang lalu
Diketahui, narapidana yang kabur tersebut, adalah Matrawi (37), Dia berhasil melepaskan rantai yang mengikat kedua kakinya, serta membobol borgol di tangannya dengan cara yang tidak biasa dan tidak bisa dijangkau oleh kemampuan manusia pada umumnya.
Bahkan, sampai saat ini, pihak Rutan Sumenenep mengaku kesulitan mengakses lokasi keberadaan Matrawi tersebut. Akan tetapi petugas terakhir mendeteksi keberadaan Matrawi berada di luar Pulau amadura, dan selang beberapa waktu keberadaanya tidak terdeteksi lagi.
“Hampir genap enam bulan dia sudah kaburnya. Terakhir itu kami sempat mengakses keberadaannya di Bali tetapi karena memang terbilang gesit sudah tidak tahu sekarang ada di mana,” ungkap Kepala Pengamanan Rutan (KPR) Sumenep, Teguh, pada awak media, Sabtu (08/02/2020)
Dia melanjutkan , keahlian Matrawi juga bisa dilihat dari cara melarikan diri dari Rutan Sumenep yang terbilang unik, yakni dengan mudah Matrawi melepaskan besi yang mengikat tangan dan kedua kakinya dengan sangat mudah, dan mencongkel dinding Rutan hanya menggunakan sendok makan.
Matrawi juga bisa dibilang sakti, Sambung Teguh, karena ketika tampil di publik Dia tidak menampilkan wujud aslinya, sehingga kerap sekali petugas kepolisian sering terkecoh saat hendak melakukan penangkapan.
“Dia nyamar, pakai topeng wajah itu, juga terkadang memakai topong seperti masker wajah, sehingga polisi sulit mengenalinya, dan bahkan takut salah tangkap,” terang Teguh.
Sampai saat ini, kata Teguh, Biaya Oprasional juga menjadi kendala utama untuk melakukan pencarian, bahkan dari awal proses pengejaran Matrawi, Petugas sering meggunakan gaji pribadinya. Kendati dekimian, Dia menegaskan proses pengejaran pada Matrawi akan berlanjut.
“Perjanjiannya kalau tidak menyerahkan diri, maka akan ditembak mati nanti, terlebih ketika melawan,” tandas Teguh.
Reporter: Masyhuri
Editor: Mahallil