BANGKALAN – Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan survey sensus penduduk online tahun 2020 ini untuk menciptakan efisiensi biaya pada program 10 tahunan ini. Di Bangkalan sendiri sensus penduduk dilakukan pada pertengahan februari ini namun tidak sepenuhnya menggunakan metode online akan tetapi juga menggunakan metode sebelumnya yakni wawancara.
Hal ini diutarakan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangkalan Widarto. Dia mengatakan bahwasannya banyak masyarakat Bangkalan yang masih buta tekhnologi dan kurang terpenuhinya jaringan internet bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pedesaan atau pelosok.
“Saya rasa penggunaan metode online ini hanya berjalan 20 persen, karena masih banyak masyarakat Bangkalan yang belum memiliki Hp android apalagi masyarakat yang masih tinggal di pelosok, jaringan internetnya tidak ada” katanya.
Widarto juga menegaskan bahwa kurangnya fasilitas ini menyebabkan metode wawancara tetap digunakan untuk survey sensus penduduk.
“Untuk metode lebih dari 80 persen penduduk Bangkalan masih menggunakan metode wawancara, hanya sebagian yang menggunakan online yakni ASN, TNI/POLRI dan mahasiswa saja yang diwajibkan apalagi ini kan masih awal” ujarnya.
Untuk masyarakat di pelosok ia mengungkapkan bahwa masih banyak perangkat desa yang juga belum paham tekhnologi. Namun, sensus dengan metode wawancara sendiri dibedakan waktunya pada bulan juli mendatang.
“Kami sudah mengusahakan langsung untuk daerah pelosok, namun masih banyak perangkat desa yang belum mengerti tekhnologi jadi akhirnya tetap menggunakan metode lama yang dilaksanakan pada bulan Juli mendatang” ungkapnya.
Untuk sosialisasi, dia hanya mengatakan bahwa pihaknya masih berencana melakukan sosialisasi walaupun sudah mendekati hari sensus penduduk serentak.
“Kita masih merencanakan beberapa hal untuk mensosialisasikan tapi sepertinya memang masyarakat Bangkalan yang menggunakan metode online hanya dibawah 20 persen saja” pungkasnya pesimis.
Reporter: Fara
Editor: Mahallil