BANGKALAN – Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkapan, Madura Jawa Timur kecewa terhadap pengelola Madrasah, hal itu dikarenakan tuntutan para siawa yang sampai saat ini masih belum dikabulkan.
Para siswa-siswi tersebut menuntut tranparansi atas kebijakan keuangan, harga buku dan infaq yang dinilai terlau mahal dan membuat siswa merasa keberatan. Bahkan siswa merasa kecewa dengan adanya ketidak transparanan pihak sekolah.
“Kami dipungut Rp 1,2 Juta untuk uang buku. Dan uang daftar ulang Rp 1.5 Juta, dan proses pendaftaran ulang kami diminta membayar infaq sebesar 900 ribu pertahun,” ucap salah satu kordinator aksi, Husain yang merupakan siswa MAN kelas 3. Selasa (06/08/2019)
Husain mengatakan, siswa sangat kecewa karena kepala sekolah sangat sulit untuk ditemui. Dirinya juga sempet mengumpulkan data untuk mengetahui terkait pungutan pembelian buku tersebut.
“Kami sangat kecewa, kepala sekolah sulit untuk ditemui, dan kami sudah cari data rincian terkait pengeluaran buku yang sudah kami beli, tetapi pihak guru mengakui belum masih tau dan kepala sekolahpun sulit ditemui,” tuturnya
Sementara itu, Hasan, Humas MAN Bangkalan merasa Kecewa atas tindakan yang dilakukan oleh siswa, karena ia menilai sikap yang diambil oleh siswa bukan menemukan solusi akan tetapi menambah masalah.
“kami selaku guru disini sangat kecewa atas tindakan yang dilakukan oleh siswa,” katanya.
Dilain pihak, Anggota Komisi D DPRD Bangkalan, Abdurrahman Tohir sangat prihatin dengan adanya kasus yang seperti ini. Dan sangat kecewa atas pungutan yang dilakukan oleh Pihak sekolah.
“kami sangat prihatin dengan mencuatnya kasus ini dan kecewa kepada pihak sekolah karna sudah melakukan pungutan,” tandasnya. (08/lil)