BANGKALAN – Sebanyak 20 mahasiswa yang tergabung dalam pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) Cabang Bangkalan mendatangi kantor dinas pendidikan Jawa Timur cabang Bangkalan hari ini, (1/7/2019). Audiensi ini sekaligus melaporkan adanya temuan pungli di beberapa lembaga pendidikan khususnya sekolah menengah atas negeri (SMAN).
Baijuri Alwi selaku ketua PMII cabang Bangkalan mengatakan, sejauh ini pihaknya telah melakukan pengawalan dan menemukan banyak laporan. Sebanyak 17 pungli ditemukan, mayoritas dilakukan saat proses daftar ulang sekolah.
“Kita menemukan adanya pungli, sampai saat ini ada 17 temuan. Nominal pungutan ini beragam, mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 1,6 Juta. Anehnya lagi, pungutan sebanyak itu tidak jelas alokasinya untuk apa,” ucapnya saat ditemui usai audiensi.
PMII menuntut sekolah-sekolah segera memberikan transparansi kepada wali murid. Jika tidak, maka seluruh dana harus segera dikembalikan. Tak hanya itu, pihaknya juga berharap jika memang dana tersebut digunakan untuk membeli keperluan siswa, sisa uang dapat dikembalikan kepada siswa masing-masing.
Kepala dinas pendidikan Jatim cabang Bangkalan, Sunarto mengatakan sampai saat ini tidak ada laporan masyarakat terkait hal tersebut. Namun, ia menghimbau agar tidak ada sekolah yang melakukan pungli.
“Sejauh ini gak ada laporan masyarakat, kalau pungutan sejauh ini memang digunakan untuk siswa sendiri. Kalau pungli tidak ada. Seluruh pungutan itu ada dasar persetujuan wali murid dan tidak ada yang keberatan,” jelasnya.
Di lokasi yang sama, Ketua MKKS Bangkalan, Abdus Syakur menyampaikan akan segera melakukan transparansi kepada seluruh wali murid. Pihaknya segera mengundang wali murid agar isu pungli tidak meresahkan masyarakat.
“Kami memang akan melakukan pertemuan dengan wali murid, sekaligus kami lakukan penjelasan terkait alokasi dana tersebut. Saya pastikan, seluruhnya memang untuk siswa dan tidak ada masuk kantong pribadi,” ungkapnya. (yis/lil)