SUMENEP – Perencanaan Gedung Islamic Center Bindara Saod yang terletak di Aredake, Batuan, Kabupaten Sumenep sebagai tempat penampungan Orang Dalam Pengawasan (ODP) virus corona atau covid-19, oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, di tolak oleh warga.
Penyataan warga itu, diwakili oleh ketua RT 8 RW 2, Desa Batuan, Joni Surya Atmaja. Pihaknya menegaskan bahwa seluruh masyarakat Batuan menolak rencana pemerintah untuk menjadikan gedunng islamic Center sebagai tempat penampungan ODP covid-19.
“Seluruh masyarakat Desa Batuan, saya mewakili sebagai Ketua RT 08 RW 02 menolak rencana gedung Islamic Center akan dijadikan tempat penampungan ODP covid-19,” ungkapnya pada awak media, Selasa (24/04/2020).
Dia menerangkan bahwa, Pemkab Sumenep harus memikirkan secara matang dampaknya bagi masyarakat yang berada di Batuan. Lantaran disekitar gedung tersebut dipadati penduduk.
“Dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep akan menempatkan ODP covid-19 di Gedung Islamic Center apakah sudah mempertimbangkan dampak dari semua yang akan terjadi,” bebernya.
Seharusnya, sambung Joni, pemerintah sumenep mempertimbangkan dengan berbagai kondisi, terlebih dampak yang akan terjadi atas merebaknya isu covid-19 itu.
“Virus ini kan virus yang sangat rentan menular, dan penularannya juga begitu cepat. Kenapa harus Islamic Center yang jadi pilihannya padahal penduduk disana padat dan pastinya semua merasa ketakutan,” paparnya.
Bahkan Joni mengklaim bahwa, dari sebelumnya pemkab belum melakukan sosialisasi terlebih dahulu persoalan gedung Islamic Center yang akan dijadikan tempat penampungan ODP covid-19 itu.
“Pemerintah seharusnya pamit kepada masyarakat setempat, apakah masyarakat setuju atau tidak. Jika memang masyarakat setuju ya silahkan, tapi jika masyarakat menolak sudah pasti jangan dipaksakan,” kata Joni.
Sementara itu, Kepala Dinkes Sumenep, Agus Mulyono, belum bisa dimintai keterangan resmi terkait penempatan ODP covid-19 di gedung Islami Center tersebut, lantaran saat dihubungi melalui sambungan selularnya terdengar aktif.
Reporter: Masyhuri
Editor: Mahallil