jurnalmadura.com, JAKARTA – Lembaga Penelitian Masyarakat Millenial (LPMM), lakukan penelitian terhadap perilaku Gen Z dan Y dalam menakar kinerja Pemerintahan Jokowi-Maruf di era pandemi Caovid-19, serta prefensi Parpol dan Tokoh Bakal Capres 2024-2029 mendatang.
Chief Executive LPMM Alamsyah Wijaya.S.Comp mengatakan, riset menggunakan metode kuantitatif, bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkah laku dan persepsi generasi Z (lahir pada tahun 1997–2012) dan generasi Y (lahir pada tahun 1981–1996) dalam menakar kinerja Pemerintah dan politik Nasional dilakukan pada 2.140 sampel.
“Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui sambungan telepon seluler dan Whatsapp Video Call. Margin of error dalam survei ini sebesar +/- 2.08 % dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Survei dilakukan pada 4-18 Maret 2023. Responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 51,4%, sedangkan laki-laki 48,6%,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/3/2023).
Menurut Alamsyah, tingkat kepuasan terhadap Kinerja Pemerintah dalam penanggulangan Krisis ekonomi akibat pandemik covid dalam 2 tahun terakahir, menunjukkan bahwa sekitar 74,7 % menyatakan puas terhadap Kinerja Pemerintahan Jokowi- Makruf dan sebanyak 21,6 % tidak puas ,sebanyak 3,7% tidak tahu.
Partai yang saat ini paling dikenal oleh gen Z & Y merupakan partai-partai lama, Partai Golkar dikenal oleh (94,7%), PDI Perjuangan (90,6% ), Partai Gerindra (81,9%), Demokrat (77,6%), PKB (76,2%), PKS (73,8%), PAN (67,5%), PPP(61,8%), Nasdem (61,4%). Sedangkan, partai lainnya dikenal kurang dari 10 persen.
Sedangkan nama tokoh yang diinginkan menjadi Presiden selanjutnya, yakni Airlangga Hartanto. Sepak terjang Menko Perekonomian dalam menjalankan tugas dari presiden, dinilai sangat bermanfaat dan membantu kehidupan masyarakat, seperti program Kartu Prakerja yang banyak dimanfaatkan oleh gen Z & Y juga bantuan UMKM dan permodalan.
“Nama tokoh tingkat keterpilihan jika Pilpres digelar hari Ini maka, Airlangga Hartarto 29,80%, Prabowo Subianto 22,30%, Anies Baswedan 10,60%, Ganjar Pranowo 9,20%, Puan Maharani 4,80%, Sandiaga Uno 3,10%, Muldoko 2,50%, Erick Thohir 2,30%, Ridwan Kamil 2,10%, Muhaimin Iskandar 1,10% dan Agus Harimurti Yudoyono 1,10%. Tidak memilih 11,10%,” beber Alamsyah.
Persepsi gen Z & Y terhadap institusi Polri dalam beberapa kasus hukum yang melibatkan internal, banyak menarik perhatian di media sosial, hasil survey menunjukan bahwa 82,8 persen gen Z & Y mempersepsikan Institusi Polri berhasil memperbaiki performancenya secara internal.
“Mereka merasa puas dan percaya institusi Polri akan terus lebih profesional, transfaran serta sangat merespon keluhan keluhan masyarakat dalam layanan penegakan hukum di Indonesia sementara sebanyak 7,6 persen mempersepsikan institusi Polri belum dapat di percaya dan memuaskan dalam penegakan hukum dan selebihnya 9,6 persen tidak menjawab,” tandasnya.
Menanggapi hasil survei LPMM itu, Pengamat Politik Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Dr. Oktiva Anggraini. SIP., MSi mengatakan hal yang wajar jika dukungan terhadap calon presiden (capres) di kalangan Gen Z dan Y lebih memilih Airlangga Hartarto.
“Jika melihat sosok Airlangga Hartarto cukup besar menjadi capres 2024, karena memang kekuatan politik saat ini merata. Tapi, keberhasilan utk menjadi capres sangat ditentukan oleh mesin politik. Maka dari itu Airlangga harus cermat mengisi waktu ini dengan membentuk berbagai relawan politik, tim medsos, menarik berbagai tokoh penting untuk menopang kekuatan di 2024. kalo ini bisa diramu dgn baik pasti bisa menjadi capres terkuat di 2024,”kata Oktiva Anggrain kepada awak media.
Dia melihat cukup tinggi dukungan milenial karena rekam jejak airlanggga cukup bagus, airlangga juga tdk ada tersadung kasus korupsi, krn biasanya generasi Z dan y itu melihat figur dari apakah ia pernah kena korupsi atau tidak.
“jadi untuk Airlangga saya menjamin banyak generasi z memberikan dukungan karena emang tokoh bersih pak Airlangga,” ucapnya.
Namun, terkait survei kepuasan masyarakat terhadap Polri, dia mengungkapkan, institusi Polri saat ini telah menunjukkan kinerja yang baik
“Kinerja polri akhir -akhir ini mulai menanjak dan bagus, meski masih ditemui beberapa pelanggaran etika, tetapi hal itu biasa dalam proses perbaikan sebuah organisasi,” ucapnya. (Redaksi)