SUMENEP – Dalam rangka mensukseskan pameran pembangunan Sumenep 2019, yang bertema Sumenep Expo, Dinas Pendidikan (Disdik) setempat ramaikan stand dengan penampilan budaya tari topeng.
Hal itu dilakukan, demi menjaga mata pelajaran seni dan budaya yang ada di sekolah pada umumnya.
“Selain melaksanakan pameran pembangunan, berdasarkan kesepakatan, kita mengambil tematik. Tematiknya yaitu persoalan penampilan-penampilan, baik dari sisi program yang telah dilaksanakan oleh dinas seperti contohnya digital school, literasi, kita angkat semua,” kata Bambang Irianto, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan, disela-sela penampilan tengah berlangsung, Kamis (24/10).
Pameran yang dimulai sejak 21 sampai 25 Oktober 2019 besok ini meliputi kemeriahan hari jadi Sumenep ke-750 yang termasuk dalam kalender event Visit Sumenep 2019, bertempat di stadion A. Yani Sumenep.
Dalam pemeran pembangunan itu, diikuti seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seluruh Kecamatan yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, serta melibatkan seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Bambang mengatakan, selain menampilkan potensi seni dan budaya yang ada di sekolah, diantaranya dalam melestarikan nilai-nilai budaya.
“Seperti yang kita lakukan, yakni penampilan tari topeng dari SDN Kalianget 1, yang sebenarnya ini adalah pelestarian budaya lokal,” terangnya.
Sementara itu, Kepal Bidang (Kabid) Pendidikan Non Formal (PNF) dan Paud Disdik Sumenep, Hj. Raihani, mengatakan, dari program di sekolah, baik dari tingat Paud, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), ini menjadi satu kesatuan untuk ditampilkan di pameran pembangunan.
Tujuannya, tutur Raihani, untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa program Dinas Pendidikan termasuk potensi sekolah-sekolah yang ada harus tahu tentang budaya Sumenep.
“Di sekolah itu ada mata pelajaran seni dan budaya, ini menjadi bagian pengembangan di sekolah-sekolah, sehingga pelestarian budaya terus berkesinambungan,” paparnya.
Selain menjadi kewajiban, penampilan para peserta didik setiap malamnya menampilkan sesuatu yang berbeda-beda, selain potensi murid diasah, para wali siswa ikut menyaksikan putra-putrinya dalam mendukung penampilannya tersebut.
Lembaga Dinas Pendidikan, lanjut Raihani, ini menjadi perhatian, sebab, budaya lokal memang menjadi target utama dalam masa pemerintahannya itu.
“Talenta di era milenial kalau semisal memang ada, kenapa tidak kami tampilkan,” tambahnya.
Reporter: Mahendra
Editor. : Mahallil