BANGKALAN – Dampak dari kencangnya angin dan tingginya gelombang yang berlangsung dari Desember 2019 lalu hingga sekarang menyebabkan sebagian banyak para nelayan tidak melaut padahal mereka harus mencukupi kebutuhan keluarganya, akhirnya para nelayan yang berada di Bandaran Bangkalan, Madura berburu kerang
Selain dampak dari cuaca yang ekstream, menurut Syafii yang pada saat itu berburu kerang ditemani oleh istrinya mengatakan bahwa alasan para nelayan berburu kerang dikarenakan hasil tangkapan ikan yang relatif sepi dan disisi lain harga bahan pokok makanan semakin melejit.
“jhukok tasek teppak lok osom, biasannah aobhe ke nyering birsa (rajungan) yak ternyata birsanah norok seppeh lok kadhik biasannah pole argennah gegger sarah deddih apinda nyareh kerrang apah pole ombek rajeh praoh bik jering leggis rosak, yee male paggun bisa ablenjeh nyareh kerrang (ikan laut kebetulan sedang tidak musim, biasanya kita beralih mencari rajungan namun ternyata rajungan juga ikut-ikutan sepi dan harganya juga sangat jatuh tidak seperti biasanya jadi kita cari kerang saja apalagi ombak besar membuat perahu dan jerami lekas rusak ya agar bisa tetap berbelanja kebutuhan akhirnya cari kerang)” jelasnya. Senin (20/01/2020)
Menurut Warga yang memang mayoritas nelayan itu perburuan mencari kerang biasanya pada saat pagi hari tepatnya saat air laut surut dan mereka berjalan sekitar 2 kilometer untuk sampai pada tempat yang berpotensi menjadi tempat bersarangnya kerang.
“nyarennah teppak aeng sorot kol 07.00-10.00an entar ketengnga bedeh 12 kilo benyak kerangngah, ajelen tak usa ngangguy praoh (mencarinya saat air surut pukul 07.00-10.00 pagi, ke tengah sekitar 2 kilometer banyak kerangnya, kita jalan kaki dan tidak menggunakan perahu ” ujarnya.
Tak berhenti disitu, kerang yang didapat harus dibersihkan dan direbus dahulu.
“leggik ebellih jregen 30 ebuh sekarong mareh eberseen bik ekellah,lok dhepak saebuh perkilonnah (nanti dibeli juragan ikan 30 ribu perkarungnya dalam keadaan dengan cangkangnya yang sudah dibersihkan dan direbus atau tidak sampai seribu rupiah jika dihitung per kilo nya” katanya menutup.
Reporter: Fara
Editor: Mahallil