BANGKALAN – Aku adalah seorang anak yang dilahirkan di sebuah desa berbukit kapur di daerah Morombuh, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan Madura Jawa Timur.
Lahir dari rahim seorang ibu yang bernama Mihani dan bapak yang bernama Tohir. Secara jelas tanggal lahir ku tidak terlalu aku mengetahuinya dengan pasti. Namun berdasarkan tulisan tangan yang ada di buku nikah kedua orang tuaku. Maka dikertas itu tercatat tanggal 18 Oktober 1975 adalah tanggal lahir diriku. Sesuai yang ada di tulisan itu.
Sekali lagi ini adalah menurut catatan kedua orangtuaku yang dari kampung dan di desa terpencil di Madura. Bapakku walau pernah sekolah tapi hanya bisa membaca dan menulis secara sederhana. Begitu juga dengan ibuku yang sama sekali tidak bisa membaca dan menulis. Karena ibuku memang tidak pernah sekolah.
Namun beliau adalah sosok seorang wanita yang sangat sederhana dan istimewa serta luar biasa sekali dimataku.Sampai dengan saat ini apapun yang aku lakukan tetap tidak akan mungkin terbalas semua jasa jasa beliau kepada diriku.
Kalau bercerita tentang ibuku maka mungkin sebagian kecil isi di buku ini akan menceritakan tentang kehidupan sosok ibuku. Karena dari beliaulah aku banyak belajar memahami arti dan makna dari kehidupan ini. Semoga Allah SWT merahmati dan memberikan keberkahan kepada beliau. Aamin
Beliau mengajarkan bagaimana kita harus saling mengasihi, belajar menyayangi, belajar kesederhanaan dan belajar memaknai arti kehidupan. Termasuk sampai pencapaian aku untuk sampai dengan saat ini pula maka ibuku adalah sosok paling istimewa yang ada di hatiku.
Bagiku ibu adalah seorang pekerja keras yang kuat serta sabar. Bayangkan ibu sudah memulai pekerjaannya di dapur dari jam 2 malam untuk menumbuk jagung guna dijual ke pasar pada pagi harinya. Dari hasil menjual jagung itulah kemudian uang hasil penjualan akan ibu gunakan untuk keperluan membeli beras. Dan itu rutin dilakukan ibu setiap harinya.
Dimulai dari dini hari ibu sudah bekerja untuk bisa menafkahi keluarga membantu perekenomian keluarga bersama Ayah dalam menghidupi keluarga besarku yang memiliki 7 orang anak.
Sosoknya yang secara tampilan sangat sederhana itu dan seperti seorang yang pemalu serta tidak banyak bicara tetapi siapa sangka di balik sikapnya itu dia adalah merupakan seorang pribadi yang sangat dermawan dan sangat peduli kondisi yang ada. Khususnya kecintaannya pada kampung halaman, tempat lahir dan dibesarkan disebuah desa kecil di Madura.
Aktivitas utamanya selain mengurus bisnis atau usahanya yang ada di Jakarta, dirinya juga ikut membangun dan memotivasi para pemuda dan remaja di desa tempat tinggalnya dulu, di desa Morombuh Kwanyar, Bangkalan Madura.
Morombuh awalnya adalah sebuah desa kecil di Kecamatan kwanyar Bangkalan Madura dan merupakan salah satu desa cukup terpencil dan berada di perbukitan kapur yang tandus dan kering di musim kemarau.
Tapi siapa sangka dari desa kecil itu kemudian bermunculan sosok- sosok pemuda yang lahir disitu dan kemudian besar lantas berusaha untuk mengubah keadaan yang ada demi sebuah impian untuk bisa mencapai kehidupan yang lebih baik dan meraih mimpi di masa depan
Salah satu diantaranya adalah Muhammad Imron Tohir seorang pemuda Morombuh, Bangkalan yang karena semangat juangnya yang tinggi demi merubah keadaan keluarga, lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Maka lahirlah pejuang desa yang tidak pernah lupa kampung halaman walau sudah berada jauh di tempat perantauan.
figur seperti mas Muhammad Imron Tohir ini yang bisa menginspirasi sekaligus memotivasi para generasi muda khususnya di Bangkalan Madura, untuk terus berjuang mengubah keadaan yang ada menjadi sebuah harapan dan impian yang bisa kita raih kalau kita berusaha dan terus berjuang menggapai masa depan.
Semoga ini bisa bermanfaat dan juga bisa memotivasi serta memberikan inspirasi bagi banyak orang.
Redaksi