BANGKALAN – Meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan menjadi atensi khusus untuk Pemerintah, rapat koordinasi untuk penanganan covid dilakukan di Pendopo Agung yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Kemenkes RI, BNPB, Bupati Bangkalan dan pihak terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Bangkalan R.A Latif Amin Imron menyampaikan per-tanggal 24 Mei, angka positif rate 41%. Artinya dari 170 yang diperiksa ada 70 spesimen yang positif Covid-19. Hal ini diikuti dengan kasus 40 orang meninggal dalam 14 hari terakhir.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganib Warsito mengatakan, penyekatan selama 2 hari terakhir dilakukan di beberapa lokasi, salah satunya di pintu masuk Suramadu sisi Madura. Hal ini dilakukan untuk menekan penyebaran virus dari Bangkalan.
“Penyekatan itu perlu, karena bagian dari pemeriksaan. Supaya diketahui mana yang sudah terkena (paparan covid-19). Sehingga nanti bisa dilacak, supaya tidak semakin menyebar,” ujarnya, Selasa (08/06).
Sementara Pemprov sudah melakukan langkah konkrit menyikapi kasus ini, dengan koordinasi secara teknis antar rumah sakit, jika BOR (Bed Occupancy Ratio) atau Angka penggunaan tempat tidur diatas 80% maka akan dirujuk ke rumah sakit penyangga.
“Ini sebetulnya sudah menjadi SOP Pemprov ketika melihat titik urgensi tertentu, untuk menjadi koneksitas yang memudahkan. Jangan sampai RS. Syamrabu menjadi over kapasitas, ada 6 rumah sakit penyangga yang bisa menjadi rujukan,” jelas Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Gubernur juga menghimbau masyarakat untuk menunda tradisi ‘toron’ yang setiap tahun dilakukan masyarakat madura pada Hari Raya Idul Adha.
“Biasanya idul adha ada tradisi toron, karena suasana tidak cukup kondusif untuk melakukan silaturahim dengan kerumunan. Untuk tradisi-tradisi tertentu kita harus sabar dan menunda supaya tidak dilakukan untuk saat ini,” ujarnya usai rapat koordinasi.
Reporter: Dimas
Editor: Mahallil