BANGKALAN – Beberapa hari yang lalu, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) bahwa mereka berhasil menyulap Lahan tidur, tandus, tadah hujan di Desa Bandang Dajah Kecamatan Tanjung Bumi dipoles hingga menjadi lahan subur penghasil beragam tanaman holtikultura. Seperti tanaman Bunga Koll varietas Liberti, Semangka varietas Esteem, Jagung varietas Madura, Pakcoy varietas Nauly, Bawang Merah varietas Sumenep, Cabe varietas Imola, hingga Tomat varietas Servo.
Pada laporan pelaksanaan realisasi CSR tahun 2020, PHE WMO menggelontorkan anggaran besar ke desa bandang Dajah, yaitu Rp. 431.231.000.00 dengan peruntukan, Pelatihan kelompok tani, Pembangunan saung kelompok, Pembibitan dan penanaman, Penyediaan peralatan pertanian.
Selain itu, dalam rilisnya juga dikatakan bahwa, Program Eco Edufarming telah memberikan wawasan dan harapan baru bagi masyarakat sebagai potensi pendongkrak perekonomian dari sektor pertanian.
“Ada tiga warga mendatangi saya untuk bergabung berikut lahannya telah disiapkan,” jelasnya. Saat ini, Kelompok Tani Sangga Buana bentukan PHE WMO masih beranggotakan sebanyak 15 orang, (rilis PHE WMO tanggal 11/1/2021)
Setelah ditelusuri, Kepala Desa Bandang Dajah membenarkan kegiatan pertanian yang dilaksanakan oleh pihak PHE WMO di daerahnya, akan tetapi tanah yang dipakai berstatus kontrak.
“Itu tanahnya kontrak ke warga, untuk besarannya saya tidak tahu,” Terang kepala desa bandang dajah, Muhammad Asir, Kamis (14/1/2021)
Saat ditanyakan mengenai anggaran CSR tersebut, kepala desa Bandang Dajah juga tidak mengetahuinya, bahkan kegiatan yang dilakukan PHE WMO yang dianggarkan ratusan juta tersebut pihak desa tidak tahu.
“Saya tidak tahu mas, malah saya baru tahu kalau anggarannya besar, untuk apa aja itu,” Lanjutnya dengan nada bertanya.
Sampai berita ini tayang, baik pihak PHE WMO ataupun kordinator pelaksana kegiatan CSR migas tersebut tidak ada yang mau komentar, bahkan telepon hanya berdering tidak diangkat, via WhatsApp juga tidak di jawab.
Reporter: Fendi
Editor: Mahallil