BANGKALAN – Wildan, usianya masih 9 tahun, duduk di kelas IV Madrasa Ibtidaiyah (MI) disalah satu pondok pesantren di Sampang Madura, Jawa Timur, kini harus berjuang melawan kanker ganas (kanker penis).
Kanker ganas itu menyerang Wildan sejak masih umur 4 tahun, dan sejak itu pula ia harus merelakan salah satu buah zakarnya dengan tujuan agar kanker tidak menyebar.
Namun nahas, bocah laki-laki asal desa Pakaan Dajah, Kecamatan Galis ini, satu buah zakarnya dipotong namun kanker tidak juga pergi dari tubuhnya, bahkan dari kemaluannya selalu keluar darah ketika hendak buang air kecil.
Dari keterangan nenek Wildan yang sudah satu bulan lebih ini merawatnya, kondisi sang cucu sangat mengkhawatirkan, kemaluannya semakin membesar, kondisi badanyan kering walaupun napsu makannya bagus.
Menurut perempuan paruh baya ini, dirinya merawat sang cucu sudah 1 bulan lebih setelah ibu kandungnya angkat tangan untuk merawat sang anak.
“Sabulen lebbi pon, erabet buleh, embu’en anak nikah tak koat se arabeteh, (sudah satu bulan lebih saya merawatnya, karena ibunya sudah gak kuat melihat penyakit anaknya semakin parah),” ucap lirih Hatiyeh, Nenek Wildan saat ditemui par awak medi di RSUD Syamrabu Bangkalan, Kamis (20/8/2020).
Hatiyeh mengatakan, bahwa sebelum akhirnya kembali lagi dirawat ke RSUD Bangkalan (hari ini.red), 2 hari yang lalu, Wildan dibawa ke RSUD Syamrabu untuk mendapat perawatan, akan tetapi sesampai di IGD, pihak IGD memindahkan ke bagian Poli, sesampai di Poli kasih rujukan ke RS. Dr. Soetomo Surabaya.
Sungguh malang nasib Wildan, Lahir dari keluarga ekonomi pas-pasan, sesampai di RS. DR. Soetomo Surabaya tidak bisa ditangani dengan alasan rujukan dari RSUD Bangkalan dari bagian Poli.
“Sesampai di RS. Dr. Soetomo, Wildan disuruh kembali pada hari Senin depan, karena rujukannya dari poli, sehingga dianggap pasien tidak perlu penanganan darurat,” ucap Samsul, yang menemani keluarga korban saat dibawa ke Surabaya.
Politisi asal Partai Gerindra yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD Bangkalan, H. Mujiburrahman, langsung turun tangan membantu Wildan untuk mendapat perawatan di RSUD Bangkalan, bahkan ia sendiri yang mengantar Wildan ke Rumah sakit.
Menurut pria yang biasa di Panggil Abah Mujib ini, pasien dengan penyakit yang sangat ganas seperti ini, memang perlu penangan yang maksimal.
“Mereka ini memang orang miskin, bahkan untuk berobat saja tidak mampu, sehingga perlu uluran tangan dari para dermawan,” katanya
Abah Mujib berharap, pihak rumah sakit harus selalu memperhatikan pasien yang perlu penanganan cepat, apalagi pasien yang dari latar belakang keluarga yang benar-benar tidak mampu (seperti: pasien Wildan.red).
“Alhamdulillah, insya Allah RSUD Bangkalan akan memberikan pelayanan terbaik buat Wildan,” tutup pria asal Kecamatan Galis ini.
Reporter: Mahallil