BANGKALAN – Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan berencana menggabung sekolah yang kekurangan peserta didik atau biasa disebut regrouping. Hal ini perlu dilakukan akibat krisis siswa di Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Bangkalan semakin bertambah.
Setidaknya tahun ini ada total 44 sekolah krisis siswa dan direncanakan regrouping. Lembaga pendidikan tidak bisa melanjutkan kegiatan belajar mengajar, mana kala jumlah siswa tercatat di bawah 60 orang.
Dewi Ega selaku Kepala Bidang (Kabid) SD Disdik Kabupaten Bangkalan menyampaikan, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sekitar Rp 1juta per siswa, tidak mumpuni untuk membiayai aktivitas sekolah yang memiliki sedikit siswa.
“Saat sekolah dibawah 60 orang, pembiayaan sekolah itu kan murni dana BOS. Jadi kalau di total selama setahun dengan anggaran tersebut tidak mencukupi kebutuhan. Dengan regrouping siswa lebih banyak, jadi mutu pendidikan juga bisa ditingkatkan,” jelas Dewi Ega.
Dewi Ega melanjutkan, sekolah yang digabung ditinjau dari kedekatan dengan sekolah yang lain. Siswanya dipindah ke sekolah terdekat. Sedangkan tenaga pendidik dialokasikan ke lembaga yang kekurangan sumber daya.
Namun ada pengecualian bagi sekolah yang memiliki lokasi jauh atau terpencil. Tidak ada ketentuan untuk sekolah terpencil, karena akan menyusahkan siswa sekitar untuk bersekolah.
“Sekolah boleh tidak regrouping mana kala jauh dari sekolah yang lain atau terpencil. Ini tidak bisa kita regrouping, walaupun murid sudah dibawah 60 siswa, kalau ditutup lalu (para siswa) mau sekolah ke mana,” pungkasnya.
Kabid SD Disdik Bangkalan itu berharap, langkah penggabungan dan penataan ulang ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan, serta memenuhi jumlah guru yang masih kurang di sekolah-sekolah.
Reporter: Dimas
Editor: Mahallil